Rabu, 03 April 2013

cerpen



Diary
            Terdiamku di sudut kamar ini , (klik,klik,klik) terdengar jelas dan nyaring oleh telingaku, terasa cepat melaju berpacu dengan jantungku, mata sayupun menyaksikan, menyaksikan putaran jarum terkecil dan terpanjang dalam lingkaran yang menempel di dinding kamarku ini. Hari kemarinpun sama, waktu memang terasa begitu cepat. Tapi, tapi tidak terasa nyata seperti sekarang ini, detik hari ini berbeda dengan hari kemarin, telinga, jantung dan mata yang menjadi sayu, telah merasakan kenyataan semua ini. Waktu adalah uang, lebih sering disebut orang “ time is money “, mungkin salah menurutku karena nyatanya, jangankan detik, menit, apalagi jam, semua waktu tak dapat ditukar dengan uang, meski uang yang di sodorkan berjuta-juta, atau berapapun. Waktu tak dapat seenaknya berhenti, ia tak mengenal kata lelah, ia berjalan konstan, tak pernah menghiraukan sekelilingnya. Tak pernah kasihan dengan mempercepat diri kepada orang-orang  yang melewatinya dengan kesedihan, tak pernah ikut bahagia dengan memperlama kebahagiaan yang orang-orang sedang lewati dengan kesenangan, mungkin semua itu karena, waktu adalah kehidupan “time is life” semua cerita ini aku alami, aku rasakan dan akan aku hadapi. Semua setelah aku tau kenyataan yang harus aku alami, hanya aku yang tau tentang semua ini, jangankan orang lain, orang-orang yang aku sayangpun mereka belum tau dan tidak akan aku beritau. Tapi Tuhan begitu adil, Dia menunjukan isyarat kepada orang-orang yang aku cintai dan aku menyaksikannya, mata mereka sayu saat aku melihatnya dengan genangan air yang seolah bermuara dimatanya, entah mungkin semua itu menunjukan apa yang akan terjadi kepadaku. Semua jawaban ini muncul dari tadi sore , setelah kedatanganku detik itu kerumah sakit untuk diperiksa , atas keluhanku beberapa hari ini sering sakit kepala meskipun dari sejak aku menginjak  sekolah dasar sudah merasakan penyakit ini . Akan tetapi rasa sakit ini sangat amat kecil , saat ku dengar hasil pemeriksaan dokter , semua sudah ada dipuncak acara , aku divonis terkena kanker otak dan beruntungnya aku takan lama lagi merasakan rasa sakit ini karena tanpa kusadari waktu aku untuk tertawa , waktuku untuk melihat senyum cantik mama , merasakan kasih sayang mama , mendengar ocehan mama , merasakan marahnya mama , ceramahan setiap hari pun akan berakhir seiring berakhirnya rasa sakit di kepalaku ini .Bersamanya kuhabiskan waktu , senang terlahir darinya , rasanya semua begitu sempurna , sayang sebenarnya untuk mengakhirinya .
             Tapi aku sadari mungkin ini suatu keadilan dan keyakinan aku lebih baik menutup kehidupanku duluan , daripada aku melihat dengan mata kepalaku sendiri orang yang aku sayangi perempuan terhebat , pergi meninggalkanku . Aku yakin aku takkan kuat melihat semua itu , ini semua lebih baik , dan aku harus meyakinkan semuanya . Semua karena penyakit ini sudah sangat parah , dan dokterpun heran kenapa aku masih bisa bertahan dalam keadaan ini , padahal sebenarnya cairan itu sudah mengumpul dikepalaku dan harusnya aku sudah tiada , karena itu pula dokter sudah angkat tangan , dan pilihan untuk memperbaiki keadaan aku di anjurkan melakukan operasi di Singapore , sayangnya biaya nya takan mencukupi , meskipun seluruh keluargaku menjual kepunyaan mereka , dan itupun hanya untuk menambah beberapa hari kehidupanku. aku hanya berkata ia pada dokter itu , aku akan pergi ke Singapore untuk berobat , padahal tidak sama sekali aku berniat tentang semua itu . Aku terus bertanya dalam hatiku , Apa yang orang akan lakukan jika mengalami kenyataan ini ? sungguh malang nasib orang-orang yang mengetahui kematiannya sudah didepan mata , seolah olah mereka tahu kematiannya sendiri . Dulu aku sering melihat kejadian kejadian ini , dan aku selalu berkata bodoh jika orang itu pasrah menunggu kematiannya tanpa berobat atau pun tanpa melakuakan usaha . Dan mungkin semua perkataan itu harus aku telan kembail , karena , memang sulit dalam keadaan terjepit seperti ini , mungkin ini memang pilihan yang terbaik .
            Jarum jam telah menujukkan waktunya untukku tidur , keheningan inipun terasa , semua orang rumah telah tertidur . Tuhan jika aku tak bangun dari tidurku sekarang ini , aku mohon Tuhan , ampuni segala dosa yang telah ku perbuat dan yang terpenting berikanlah kebahagiaan kepada orang-orang yang aku cintai , karena aku belum sempat membalas semua kebaikan mereka , jauhkan tangisan mereka dari jasadku , berikan senyuman mereka saat mengiringi kepergianku untuk datang kesampingMu , yang utama bunda kumohonkan padaMu , mudahkan hidupnya , hiasi hari-harinya dengan belaiMu , sucikan tangan-tangan yang memegang erat haknya , terangi harinya dengan lembut mentariMu , buka genggaman yang telah menjadi hak mereka. Akankah aku bangun dari tidurku ? biarlah diary ini menceritakan semuanya pada mereka. Senyumlah mama , papa , kaka , adik , honey carilah penggantiku dan tersenyumlah selalu . Terimakasih atas kebaikan yang telah kalian lakukan , mama maafkan lah anakmu ini . Assalamualaikum

Tidak ada komentar:

Posting Komentar